Minggu, 10 Desember 2017

Sssttt... Sedang Dalam Tugas Suci

[Secret]
Kebanyakan dari kita berfikir telalu jauh. Militansi palsu yang dibungkus kepentingan kekuasaan demi sesepuh yang disakralkan. Tembok tinggi tak membendung semangat yang didasarkan pada anggapan "Sedang mengemban tugas suci". Memainkan peran penting demi tercapainya cita-cita agung. Menggali jurang pemisah antara kawan dan lawan. sekali-kali tidak membuka pintu bagi mereka yang berseberangan. Mirip koboi namun lebih halus cara membunuhnya.
Kita mengenal banyak pembaharu dalam islam. sebut saja Muhammad Abduh, Jamaluddin Al-afghani, Yusuf Qhardhawi, Muhammad iqbal. Kalau diindonesia ada KH. Hasyim Asyary, KH. Ahmad Dahlan dan lain-lain. Untuk tataran yang lebih kecil barangkali saudara-saudara kita itu aktor utamanya. Kata mereka semangat persatuan "Raya" adalah mutlak. Walau hanya pada pengertian golongannya.
Lucu kiranya berbicara tentang persaudaraan, pogogutat, motobatu' namun luput pemahaman pada pengertian lain. Sedikit benarnya apa yang dikata orang bijak tentang "obsesi melangit". Ketika merasa diri diatas, menengok kebawa adalah tabu yang berkonsekuensi "dosa Besar". Pencapaian nirwana adalah ambisi yang pada perjalanannya bermain-main dengan iblis. Keliru? setidaknya bagi mereka cukup jelas "tujuan menghalalkan cara". 

Siapa Kesatria Itu?

Bagi kebanyakan kesadaran yang dibius penyakit hati, tidak ada kemungkinan terjadi kolaborasi dengan diluar golongannya. "kesatria hanya ada satu! golongan kami!" tidak terlalu mengherankan jika kita mengambil pengertian dalam bingkai pertanyaan "Siapa kesatria itu?". Tentu medan pertempuran hanya ada mereka dan parah sesepuhnya yang nanti dikemudian hari akan dikenal sebagai pahlawan. 
Begitulah dunia dengan sifat permainannya. Bukankah iblis selalu membungkus keburukan dengan intan berlian? sehingga mempersulit persatuan antar umat Muhammad Rasulullah.

Rekonstruksi Makna Motobatu'

Persatuan diabad ini bahkan pada abad-abad sebelumnya, ketika dunia mulai mengenal nasionalisme, adalah suatu idiom yang digaung-gaungkan hampir disetiap penjuru bumi. Disadari bahwa kehidupan yang aman, damai sentosa tidak akan terwujud jika masing-masing bersikukuh pada makna sendiri-sendiri. Oleh dengannya, dalam budaya orang Mongondow-pun tidak lepas dari semangat-semangat luhur ini. Kita mengenal budaya motobatu' (persatuan) sebagai filosofi hidup yang akan senantiasa dimaknai dalam  praktek gotong-royong. Satu semangat yang nantinya akan membawa bumi totabuan dalam kehidupan berdikari, tidak benalu apalagi membuat malu. 
Pada kenyataannya, makna motobatu' masih tertidur jauh dibawah kesadaran adi luhur yang dilelapkan politik golongan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Titik Koma (;)

Padamkan amarahmu atas dunia yang sulit direka juga komentar-komentar itu. Cepat atau lambat kau hanya harus memilih; Pulang tapi tak kem...