Minggu, 31 Desember 2017

Bahasa Di Penghujung Tahun





 
[Penghujung Tahun]

Ada godaan diawal langkah kaki. Sebab pertama yang nantinya mengiringi akibat selanjutnya. Soalan siapa dan bagaimana tidak lagi terbaca. Sebab putaran semesta masih sama. Ukuran seperti apa yang diperlukan? Dimana yang patah tersambung kembali. Kali ini jangan lagi berjalan tanpa harapan menunggu didepan. Frasa adalah penjelas yang sesungguhnya. Ia tidak bersembunyi atau berkamuflase dengan apa yang terlihat. Lebih dari itu, ia adalah bahasa yang lebih dalam. 
Aku tidak pernah mencari dan mengganti jalan. Kepercayaan pada tutur masih nampak meyakinkan. Kendati jurang semakin tak terhingga. Akupun tak mengerti bagaimana mungkin adalah mungkin. Bagiku semua bukan imaji liar. Entah apa yang lebih tinggi dari keyakinan ini. Mungkin tidak ada.
Saat-saat dimana bayangmu menjelma rindu dan aku terpaku disudut malam. Bayangkan lelah tak berjumpa dengan bangkit. Menyusun kembali serat-serat mati dari apa yang dinamakan mengerti. Bukan lagi hari ini atau kemarin. Esok adalah jawaban kusut dari lipatan hidup yang menemukan jawabnya. Masalah luka menganga yang tak kunjung kering soalan lain. Yang sakral tak pernah berpaling dan menilai pada apa yang tersesat dan mengharap pulang.
Misteri hidup yang menawarkan banyak genangan. Walau senyum kadang juga datang mendekap pagi dan petang.  Nyatanya itu semua tak cukup membendung kengerian akan hati yang tak kunjung menemukan pada siapa ia akan tinggal dan menetap. Selalu saja ada dinding yang retak disela-sela tawa. Ihwal senja yang semakin redup bersuara pada bercak pintu. Menunggu capaian dipuncak peluk gelap.
Malam penghabisan hari ditahun ini, semerbak wewangian mendapat tempat. Alpa yang sadar oleh aroma merpati petualang. Semoga hari-hari esok adalah jawaban.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Titik Koma (;)

Padamkan amarahmu atas dunia yang sulit direka juga komentar-komentar itu. Cepat atau lambat kau hanya harus memilih; Pulang tapi tak kem...