Sabtu, 27 Januari 2018

Agama, Manusia Dan Zaman Pembodohan



Manusia sebagai ciptaan Tuhan berbanding lurus dengan makna “Bergantung”. Konsekuensi dari kebenaran ini adalah keterbatasan. Sejauh mana manusia menempatkan rasio sebagai instrument pencarian kebenaran selalu saja dibatasi dengan kedaulatan Tuhan disisi lain. Artinya, akal sebatas ikhtiar manusia sedangkan wahyu berada diatas segala-galanya. Sehingga pengakuan akan ke-Esaannya dimaknai dalam kehidupan sehari-hari.
Gerakan Fundamentalis dalam agama-agama besar dunia yang muncul pada abad pertengahan sampai dengan saat ini sejatinya berasal dari rasa keterasingan. Modernisasi yang mengarah kepada faham materialis dianggap berbahaya bagi kelangsungan agama. Sebagai seperangkat nilai yang mengatur pola hidup manusia berdasarkan nilai-nilai kudus selama berabad-abad lamanya, kegelisahan ini tampak bisa dipahami. Pada masa ini, geraja, masjid, sinagog tidak lagi mampu menarik jemaatnya. Hal ini oleh dianggap sebagai dekadensi moral umat manusia.
Masyarakat religius merasa asing dengan dunia mereka. Isu sekularisasi di propagandakan dimana-mana. Leberalisasi berkedok “Humanisme” mengangkat derajat manusia setinggi-tingginya dan Tuhan serta agamanya dipandang sebagai sejarah yang tertinggal. Manusia harus selalu bergerak kedepan tanpa dihalang-halangi oleh doktrin agama yang mengikat kebebasan.
Kehancuran yang diakibatkan pandangan ini telah Nampak didepan mata kita. Penindasan manusia oleh manusia terjadi disetiap sudut bumi. Misi menjadi Khalifah telah dipelintir maknanya menjadi kekuasaan yang sewenang-wenang. Negara bahkan dunia dikuasai oleh segelintir orang. Mengeruk keuntungan tidak dibatasi oleh moral. Dunia menjadi tempat mencari kekayaan materi dan hanya itu saja.

Mencontoh Gerakan Revolusioner Rasulullah

Apa yang terjadi di dataran arab yang tandus sekitar abad keenam patut kita renungkan. peperangan antar suku dan masalah sosial yang kompleks menjadi saksi kelahiran manusia pilihan tuhan yang hadir sebagai teladan karena akhlak dan budi pekertinya. Muhammad Bin Abdullah Bin Abdul Muthalib lahir pada tahun gajah sekitas 570 Masehi. Sebelum kenabiannya beliau sudah dikenal karena kujujuran dan keluhuran budinya.
Sebagai penutup para Nabi dan Rasul Muhammad Rasulullah hadir ketika kekufuran dan kesyirikan merajalela dibumi Tuhan. Penyimpangan terhadap ajaran Nabi-nabi sebelumnya dan praktek penyembahan berhala telah membawa satu tesis yang penting; Revolusi Akhlak dan Aqidah.
Apa yang dilakukan Muhammad Rasulullah menjadi bukti mutlak bahwa Tuhan tidak pernah berpaling dari ciptaannya. Sekilas mustahil memang. Seorang yang tidak tahu baca-tulis tiba-tiba mampu memberikan pengharapan kepada kaum tertindas serta menuntun kembali ke jalan kebenaran. Namun kita tahu, Tuhan dengan segala kuasanya.
Perbudakan, penindasan terhadap kaum wanita, dan kebanggaan berlebihan terhadap suku sendiri tak pelak melahirkan tatanan masyarakat yang immoral dan menyedihkan. Terciptalah masyarakat dengan struktur kelasnya. Disinilah peran Nabi Tuhan menghapuskan segala macam bentuk penindasan manusia oleh manusia. Tidak ada manusia yang lebih superior atau inferior. Yang membedakan manusia satu dengan yang lainnya hanyalah ketakwaannya terhadap sang pencipta.
Persaudaraan kemanusiaan adalah harus ditegakkan. Perbedaan adalah sunnatullah yang hikmahnya agar manusia saling mengenal. Sehingga tidak ada alasan perbedaan melahirkan kehancuran. Semangat revolusioner Islam sebagaimana yang dicontohkan Muhammad Rasulullah demi menegakkan keadilan dibumi Tuhan jelas bertentangan dengan etos kapitalisme. Dimana materi dituhankan sementara Tuhan yang sebenarnya dilupakan.

Kemana arah Aksi?

Pertanyaan yang kemudian muncul adalah akan kemana arah perjuangan ini ? Kita berada dizaman pembodohan dan kerakusan elit. Perubahan adalah idiom yang menunggu aksi nyata. Dekadensi moral adalah masalah serius. Rekonstruksi sosial jangan hanya berhenti sebatas wacana.
Tanggalkan segala ego kekanak-kanakkan. Berjuanglah hanya untuk cita-cita mulia dalam penantian “The second coming”, turunnya yesus dibumi dengan misi penyelamatan. Sehingga tatanan dunia bersih dari kejahatan iblis dan sekutunya. Dan pada akhirnya kembali disisi Tuhan dalam damai.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Titik Koma (;)

Padamkan amarahmu atas dunia yang sulit direka juga komentar-komentar itu. Cepat atau lambat kau hanya harus memilih; Pulang tapi tak kem...