Naluri berbisik dalam pejam
Kepada daun yang kian mengering
Terik yang senang memantulkan ilusi
Cemar udara aroma keringat gairah
Jalan kerikil menyambut kita dengan
umpatan
Nyata berteriak “bagaimana dengan
kesaksian nanti?”
Sesaat terketuk pintu namun seketika
dibanting
Kudapati hikmah diujung cerita
Ketika kau beranjak menjauh dengan
duniamu
Akupun sibuk menata risalah
Kita menyimpan cerita yang sama dengan
makna berbeda
Hingga terjaga dari lelap yang sadar
Mencairnya batu karang ditanjung keramat
Kenyataan telah berbalik
Berkhianat pada penyatuan jasad yang merobek
Tidak ada komentar:
Posting Komentar