[Turn-Around] |
Disini aku menolak
luka. Bunyi-bunyian sumbang berarak mencari rumah. Ke perapian dan dingin yang
menusuk-nusuk tulang. Dalam kebingungan itu, tak ada cahaya penuntun. Kenyataan
intuisi tak cukup membaca situasi. Dikata malam adalah pengikat rindu. Adapun dengan
rindu yang liar, Tidak bertuan dan selalu mengganggu? “Itu masalah rasa
saudaraku”. Mereka berkelakar.
Tidak! Ini persoalan
lain! Ringan langkah kakinya sedikit congkak. Tatapan lembut tak terpancar
dikedua bola mata. Rasanya jarak yang diukur tak cukup ditempuh beribu gerhana.
Lalu ini tentang apa?
Masih tanpa jawaban.
lagi-lagi menantang angin dalam kecepatan. Bergejolak ia didalam, saling beradu
siapa yang paling banyak membuang sadar. Tidakkah takut dengan kemungkinan itu?
Tanyakan pada hati yang bergoyang mengakar rumput.
Lambat laun jalan
semakin tak jelas arahnya. Gemericik air tak cukup merdu mengiringi lirik angin.
Ada begitu banyak tanya menumpuk. Sesak nafas berhembus dalam perburuan waktu.
Untuk dia yang mengerti
bait-bait pesakitan ini.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar