Manusia sebagai ciptaan Tuhan
berbanding lurus dengan makna “Bergantung”. Konsekuensi dari kebenaran ini
adalah keterbatasan. Sejauh mana manusia menempatkan rasio sebagai instrument
pencarian kebenaran selalu saja dibatasi dengan kedaulatan Tuhan disisi lain.
Artinya, akal sebatas ikhtiar manusia sedangkan wahyu berada diatas
segala-galanya. Sehingga pengakuan akan ke-Esaannya dimaknai dalam kehidupan
sehari-hari.
Gerakan Fundamentalis dalam
agama-agama besar dunia yang muncul pada abad pertengahan sampai dengan saat
ini sejatinya berasal dari rasa keterasingan. Modernisasi yang mengarah kepada
faham materialis dianggap berbahaya bagi kelangsungan agama. Sebagai
seperangkat nilai yang mengatur pola hidup manusia berdasarkan nilai-nilai
kudus selama berabad-abad lamanya, kegelisahan ini tampak bisa dipahami. Pada
masa ini, geraja, masjid, sinagog tidak lagi mampu menarik jemaatnya. Hal ini
oleh dianggap sebagai dekadensi moral umat manusia.
Masyarakat religius merasa asing
dengan dunia mereka. Isu sekularisasi di propagandakan dimana-mana.
Leberalisasi berkedok “Humanisme” mengangkat derajat manusia setinggi-tingginya
dan Tuhan serta agamanya dipandang sebagai sejarah yang tertinggal. Manusia
harus selalu bergerak kedepan tanpa dihalang-halangi oleh doktrin agama yang
mengikat kebebasan.
Kehancuran yang diakibatkan
pandangan ini telah Nampak didepan mata kita. Penindasan manusia oleh manusia
terjadi disetiap sudut bumi. Misi menjadi Khalifah telah dipelintir maknanya
menjadi kekuasaan yang sewenang-wenang. Negara bahkan dunia dikuasai oleh
segelintir orang. Mengeruk keuntungan tidak dibatasi oleh moral. Dunia menjadi
tempat mencari kekayaan materi dan hanya itu saja.
Mencontoh Gerakan Revolusioner Rasulullah
Apa yang terjadi di dataran arab
yang tandus sekitar abad keenam patut kita renungkan. peperangan antar suku dan
masalah sosial yang kompleks menjadi saksi kelahiran manusia pilihan tuhan yang
hadir sebagai teladan karena akhlak dan budi pekertinya. Muhammad Bin Abdullah
Bin Abdul Muthalib lahir pada tahun gajah sekitas 570 Masehi. Sebelum
kenabiannya beliau sudah dikenal karena kujujuran dan keluhuran budinya.
Sebagai penutup para Nabi dan
Rasul Muhammad Rasulullah hadir ketika kekufuran dan kesyirikan merajalela
dibumi Tuhan. Penyimpangan terhadap ajaran Nabi-nabi sebelumnya dan praktek
penyembahan berhala telah membawa satu tesis yang penting; Revolusi Akhlak dan Aqidah.
Apa yang dilakukan Muhammad
Rasulullah menjadi bukti mutlak bahwa Tuhan tidak pernah berpaling dari
ciptaannya. Sekilas mustahil memang. Seorang yang tidak tahu baca-tulis
tiba-tiba mampu memberikan pengharapan kepada kaum tertindas serta menuntun
kembali ke jalan kebenaran. Namun kita tahu, Tuhan dengan segala kuasanya.
Perbudakan, penindasan terhadap
kaum wanita, dan kebanggaan berlebihan terhadap suku sendiri tak pelak
melahirkan tatanan masyarakat yang immoral dan menyedihkan. Terciptalah
masyarakat dengan struktur kelasnya. Disinilah peran Nabi Tuhan menghapuskan
segala macam bentuk penindasan manusia oleh manusia. Tidak ada manusia yang
lebih superior atau inferior. Yang membedakan manusia satu dengan yang lainnya
hanyalah ketakwaannya terhadap sang pencipta.
Persaudaraan kemanusiaan adalah
harus ditegakkan. Perbedaan adalah sunnatullah
yang hikmahnya agar manusia saling mengenal. Sehingga tidak ada alasan
perbedaan melahirkan kehancuran. Semangat revolusioner Islam sebagaimana yang
dicontohkan Muhammad Rasulullah demi menegakkan keadilan dibumi Tuhan jelas
bertentangan dengan etos kapitalisme. Dimana materi dituhankan sementara Tuhan
yang sebenarnya dilupakan.
Kemana arah Aksi?
Pertanyaan yang kemudian muncul adalah akan kemana arah perjuangan ini ? Kita berada dizaman pembodohan dan kerakusan elit. Perubahan adalah idiom yang menunggu aksi nyata. Dekadensi moral adalah masalah serius. Rekonstruksi sosial jangan hanya berhenti sebatas wacana.
Tanggalkan segala ego
kekanak-kanakkan. Berjuanglah hanya untuk cita-cita mulia dalam penantian “The second coming”, turunnya yesus
dibumi dengan misi penyelamatan. Sehingga tatanan dunia bersih dari kejahatan
iblis dan sekutunya. Dan pada akhirnya kembali disisi Tuhan dalam damai.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar